Merenungkan — Kenapa Ramadan semakin cepat berlalu.
Ga kerasa ya bentar lagi udah mau lebaran lagi. Inget ga dulu hari ke hari sampe lebaran itu lama dan rasanya effort banget. Hal-hal yang dilalui waktu itu kesannya melambat, setiap harinya adalah hari yang panjang buat kita.
Cuma aku aja atau kalian juga, rasanya makin kesini ramadan itu kerasa makin ga kerasa, tau-tau udah mau lebaran aja. Padahal waktu kecil dan remaja ramadan itu kerasa, banyak aktivitas dan momen yang terjadi, meskipun emang berat juga sih pas dijalanin. Setelah berhari-hari dipikirin, sekarang aku udah punya jawabannya.
Kebermaknaan
Semakin gede aku rasa puasa itu jadi biasa aja gak effort-effort banget kaya waktu dulu, waktu kita masih belajar buat puasa. Karena kita rasa udah biasa jadinya ya kita jadi mode “autopilot” aja, si puasa ini bukan jadi lagi sebuah usaha yang berarti, kaya kita bawa kendaraaan, ga sadar tiba-tiba udah sampe rumah lagi, nah gitu rasanya. Kebermaknaan ini berbanding lurus dengan tantangan yang kita hadapi, kalau semakin ga menantang ya semakin ga bermakna. Terasa cepat karena jadi sesuatu yang biasa menjalani puasa ini dengan tantangan yang minim kaya aku, apa lagi kalau waktunya puasa kita tidur terus, ya jadinya gini deh. Kecuali orang-orang yang terus mengusahakan sesuatu di setiap puasanya mungkin ramadannya akan jauh lebih bermakna dan membuat waktu yang dilalui dengan berkesa.
Rutinitas
Waktu sekolah dulu rutinitas yang dilalui tergolong padat, mulai pagi sekolah, sore ekskul sampai pulang lagi. Rutinitas yang ada waktu itu cukup menguras tenaga dan pikiran apalagi kalau banyak tugas yang harus dikerjakan + ada sesuatu yang kita ga suka dalam proses belajarnya, belum lagi permasalahan pertemanan dan ekskul itu juga yang menambah puasa dengan rutinitas yang padat terasa lama dan menantang. Beda dengan sekarang, meskipun masih magang rutinitas aku sekarang terbilang masih longgar dan fleksibel, aku bisa nentuin jam berapa dan apa yang mau dikerjain di hari itu.
Zaman
Zaman terus berkembangan dengan kemudahan berserta lika-liku yang disajikan. Sekarang banyak sarana “rekreasi” digital yang tersedia, yang memudahkan kita untuk membunuh waktu. Beda dengan kondisi dimana internet belum semaju sekarang yang kita masih harus memainkan permainan yang memerlukan orang secara langsung. Kini kita bisa refreshing sendiri tanpa ke luar rumah dengan cara berselancar di dunia maya, hal itu pula yang membuat ramadan ini terasa begitu cepat. Disisi lain covid 19 juga memaksa kita yang masih sekolah atau kuliah untuk tetap berada dirumah, ini membuat kita minim aktivitas yang menguras tenaga dan mental kita sehingga kita lebih leluasa bersantai dan bermalas-malasan yang membuat waktu berlalu begitu saja.
Dan ramadan pun segera berlalu meninggalkan kita.